Pulau Berhala Jambi

Pulau ini dulunya merupakan pulau sengketa antara Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) dan Pemprov Jambi. Sengketa ini tak hanya berhubungan dengan aspek hukum, tetapi juga menyangkut masalah sosial. Masing-masing provinsi mengklaim kepemilikan Pulau Berhala. Sayangnya, Pemprov Jambi kala itu tidak memiliki cukup bukti sejarah yang kuat secara legal.

Bukti kepemilikan yang diajukan pihak Pemprov Jambi hanya berdasarkan mitos atau legenda dan tulisan dalam sebuah majalah geografi dan ensiklopedia di Belanda, yang legalitasnya diragukan karena bukan merupakan arsip yang dianggap kuat secara historis.

Menurut Harto Yuwono, sejarawan dari Universitas Indonesia (2011), data klaim kepemilikan Jambi mengacu pada tulisan dalam majalah TNAG (Tijdschrift Vork Aardrijkskundig Genootschap), sebuah majalah geografi di Belanda yang terbit antara tahun 1870 hingga 1942.

Pada tahun 1914, tulisan dalam majalah tersebut menyebutkan Pulau Tujuh dengan julukan “Berhala eiland bij Jambi,” yang diartikan sebagai Pulau Berhala yang Milik Jambi. Padahal sebenarnya yang dimaksud adalah bahwa lokasi Pulau Berhala dekat dengan Jambi, bukan menyatakan kepemilikan.

Polemik kepemilikan Pulau Berhala akhirnya diselesaikan melalui proses persidangan dan Keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2012 dengan Nomor 62/PUU-IX/2012 MK.

Keputusan ini mengakhiri ketidakpastian mengenai status kepemilikan Pulau Berhala antara Provinsi Jambi dan Provinsi Kepri. Lalu pada Februari 2013, Mahkamah Konstitusi mengesahkan Pemerintah Kepulauan Riau sebagai pemilik dari Pulau Berhala.

Pulau ini pernah diberi berbagai nama, seperti Pulau Dakjal (nama Arab), Pulau Afgod (nama Belanda), Pulau Bertayil (nama Jerman), Pulau Varella atau Verrella (nama Portugis), dan bahkan Pulau Hantu, yang digunakan oleh nelayan setempat.

Meski demikian, pulau ini menarik perhatian banyak pihak karena memiliki peranan strategis dalam jalur perdagangan di pantai timur Sumatera dan bagian penting dari Selat Malaka.

Lokasi Pulau Berhala

Walaupun sebelumnya dinyatakan sebagai milik Provinsi Kepri, namun jika dicek di peta, pulau ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi. Letak pulau ini tepat di tengah-tengah antara Jambi dan Pulau Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.

Untuk mencapainya, bisa melalui dua jalur dari Kota Jambi. Yakni melalui Kampung Laut atau Nipah Panjang.

Kampung Laut biasanya berfungsi sebagai pintu gerbang utama menuju Pulau Berhala. Waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam dari Kota Jambi atau Bandara Sultan Thaha. Setelah sampai di Kampung Laut, perjalanan dilanjutkan dengan speedboat selama kurang lebih 1,5 jam.

Waktu tempuh kurang lebih sama jika melalui Nipah Panjang. Pengunjung juga harus naik speedboat dengan durasi kurang lebih 1,5 jam. Meskipun Kampung Laut merupakan gerbang utama, tapi warga Jambi khususnya di Tanjabtim lebih banyak melewati rute Nipah Panjang untuk menuju Pulau Berhala.

Daya Tarik Pulau Berhala

Karena lokasinya yang dekat dengan Jambi dan biasanya dijangkau wisatawan melalui Jambi, tak heran bila pulau ini lebih dikenal sebagai Pulau Berhala Jambi. Provinsi Jambi dan Provinsi Kepri pun kini diketahui bekerja sama mengembangkan Pulau Berhala menjadi destinasi pariwisata Melayu.

Dokumentasi Perjalanan ke Pulau Berhala

Pulau Berhala 2016

Pada bulan April 2016 saya pertama kali ke Pulau Berhala melalui link dari teman di Nipah Panjang. Saya langsung mengingat rute dan mekanisme selama perjalanan, bahkan sampai kemungkinan yang terburuk. Kemungkinan terburuk ketika kita ke Pulau Berhala adalah tidak ada sinyal dan ombak tinggi yang kadang susah diprediksi. Hal ini menjadi penting karena keselamatan selama perjalanan lebih utama ketimbang foto-foto upload di media sosial. Banyak dari penyedia jasa wisata tidak menjelaskan hal yang demikian, padahal ini jauh lebih penting dijelaskan di awal sebelum memulai perjalanan, agar ketika kemungkinan buruk itu terjadi, para traveler tidak panik. Kepanikan adalah musuh nomor satu ketika kita berada di alam.

RIF Capital Tour & Travel bersama Mahasiswa UIN STS Jambi

Perjalanan dilakukan pada 12 Mei 2022, kami star dari Nipah Panjang naik pompong (perahu lokal) milik warga. Mengapa kami tidak naik speedboat? itu karena rombongan rekan-rekan mahasiswa UIN tersebut ingin menikmati perjalanan. Kami selaku penyedia jasa akan mengikuti request teman-teman jika ingin berkunjung ke Pulau Berhala.

Untuk informasi mengenai biaya menuju destinasi wisata Pulau Berhala, rekan-rekan bisa menghubungi WhatsApp saya, DM Instagram saya atau menghubungi via email. Intinya semua bisa didiskusikan sesuai budget dan request rekan-rekan. Kenyamanan dan keselamatan perjalanan adalah yang utama.