Gunung Marapi SumBar

Gunung Marapi (bahasa Minangkabau: Gunuang Marapi), adalah sebuah gunung berapi kompleks di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini merupakan gunung berapi paling aktif di Sumatera dan namanya berarti “Gunung Api”. Ketinggiannya adalah 2.891 meter (9.465,2 kaki). Beberapa kota besar dan kecil terletak di sekitar gunung ini termasuk Bukittinggi, Padang Panjang, dan Batusangkar.

Menurut legenda, gunung ini merupakan tempat yang pertama kali dihuni oleh masyarakat Minangkabau setelah kapal mereka mendarat di gunung yang saat itu masih sebesar telur dan dikelilingi oleh air.[3] Ada sejumlah besar batu pemakaman tegak di wilayah ini yang berorientasi ke arah gunung, yang menunjukkan signifikansi budayanya.[4][5]

Erupsi 2023

Pada tanggal 3 Desember 2023, gunung berapi tersebut meletus, menyebabkan 24 pendaki tewas.[7] [8] Abu mencapai ketinggian 3.000 meter (9.800 kaki) dan jatuh di wilayah terdekat yang menyebabkan hujan pasir dibeberapa daerah sekitar gunung serta polusi udara. Zona eksklusi seluas 3 kilometer (1,9 mil) diumumkan.[9][10]

Catatan Saya mengenai Gunung Marapi SumBar

Saya termasuk orang yang sering pergi ke Gunung Marapi SumBar. Sudah tujuh kali saya mendaki Marapi, alhamdulillah tidak sekalipun saya berhadapan dengan ganasnya gunung marapi tersebut. Lagi-lagi semua sudah menjadi alur cerita Sang Pencipta, kita sebagai ciptaan-Nya hanya bisa menjaga nilai-nilai norma dan aturan yang berlaku di setiap daerah yang akan kita kunjungi.

Maka dari itu setiap saya akan melakukan pendakian ke Gunung Marapi SumBar, saya selalu menghubungi teman di sekitar kaki gunung, menanyakan perihal kondisi cuaca dan keadaan gunung marapi apakah aman untuk di daki. Ketika saya membawa rombongan, saya juga selalu mengingatkan agar selalu waspada karena mengingat gunung ini termasuk gunung yang masih aktif. Bahkan kemungkinan terburukpun sudah dipikirkan bersama. Oleh sebab itu saya selalu menyampaikan kepada para traveler yang hendak mendaki gunung marapi bersama saya melalui RIF Capital Tour & Travel agar selalu safety mematuhi aturan-aturan yang ada, serta berdoa agar selama pendakian dilindungi yang Maha Kuasa.

Catatan Letusan

  • Pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan Gunung Marapi mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.[6]
  • Pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Letusan tersebut dikatakan juga mengeluarkan batu dan lumpur yang menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima daerah kawasan pemukiman penduduk setempat.[6]
  • Memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Pernah diakhir tahun 2011 semburan abu terbawa angin ratusan kilometer jaraknya hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
  • Tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pada pukul 16.15 WIB, melepaskan material pasir, tefra, dan abu vulkanik ke wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Status gunung ditetapkan Siaga (level 2) dan radius 3 km dari pusat kawah harus dikosongkan. Tidak ada evakuasi pada letusan ini.
  • Tanggal 7 Januari 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi pada pukul 6.11 WIB. Saat Merapi Sumbar erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya, para pendaki telah diimbau agar tidak mencapi puncak.

Fakta Menarik Seputar Gunung Marapi Sumbar

Ada beberapa fakta menarik tentang Gunung Marapi yang memiliki titik tertinggi gunung yang disebut Puncak Garuda ini. Ketinggian puncak Gunung Marapi berada di 2.891 mdpl dan termasuk dalam Pegunungan Barisan. Lereng gunung ini ditutupi oleh hutan hujan lebat, sementara di dekat puncaknya terdapat dataran vulkanik yang tampak gersang. Di dekat puncak, terdapat beberapa kawah yang saling tumpah tindih yang membentuk kaldera bernama Kaldera Bancah dengan lebar 1,4 km.

Meskipun memiliki panorama indah, Gunung Marapi Sumbar memiliki kawah aktif yang mengeluarkan asap dan abu. Sejak abad ke-18, gunung berapi ini telah meletus lebih dari 50 kali, dengan letusan kecil hingga sedang yang rentang waktunya terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa tahun. Oleh karenanya, sebelum memutuskan pendakian Gunung Marapi Sumbar, pendaki harus berhati-hati dan memantau informasi terkini seputar jalur pendakian dan aturan keselamatan karena memang aktivitas vulkanis gunung ini terbilang sering.

Status Gunung Marapi Terkini dan Update Aktivitas Pendakian

Terkini, per tanggal 9 Januari 2024, status Gunung Marapi Sumbar telah naik dari level II (waspada) menjadi level III (siaga). Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memasuki dan beraktivitas dalam radius 4,5 km dari pusat erupsi. Jalur pendakian saat ini sudah ditutup dalam radius 3 km dari puncak gunung. Pasca erupsi Gunung Marapi pada 3 Desember 2023 lalu dengan kolom abu bermaterial vulkanik setinggi 3.000 meter dari puncak kawah, berdampak serius dengan berpulangnya 24 pendaki dan belasan lainnya luka-luka. Tentunya musibah ini mengundang empati kita dan mendoakan semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Meski berbahaya, Gunung Marapi saat kondisi normal menjadi salah satu objek pendakian yang populer. Pendakian Gunung Marapi Sumbar memiliki beberapa rekomendasi jalur pendakian yang bisa dipilih, antara lain:

  1. Jalur Batu Palano: Jalur pendakian ini sangat pemula friendly. Karakteristik jalurnya lebih landai dan juga memiliki titik daerah datar untuk berkemah di sekitar pos pendakian. Selain itu, di setiap pos pendakian terdapat penjual makanan untuk memudahkan para pendaki mencari kudapan. Adapun waktu estimasi untuk mencapai puncaknya dibutuhkan waktu sekitar 5-8 jam, hampir mirip dengan jalur Pariangan.
  2. Jalur Pariangan: Meskipun jalur pendakian ini pernah ditutup akibat kasus kecelakaan yang menimpa pendaki, namun masih ada pendaki yang lewat jalur ini. Jika pendaki memutuskan untuk camping di jalur ini, pilihlah lokasi yang aman dan patuhi aturan keselamatan. Estimasi waktu yang diperlukan sampai puncak sekitar 5-8 jam.
  3. Jalur Aia Angek: Dibandingkan dua jalur pendakian lainnya, Jalur Aia Angek memiliki waktu tempuh yang lebih singkat yaitu 3-5 jam dan jalurnya lebih terjal. Meskipun jalurnya lebih terjal, namun pendaki masih bisa menemukan area yang aman untuk camping. 

Untuk aktivitas pendakian malam hari, lebih disarankan melewati Jalur Batu Palano karena keberadaan petunjuk arahnya yang masih terlihat jelas dan juga kondisi jalurnya bersih. Namun Eigerian perlu memperhatikan kondisi fisik dan alam, ya. Apabila cuaca cerah, maka pendakian malam hari aman untuk dilakukan. Namun jika cuaca berkabut, maka sebaiknya istirahat sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan sebelum Mendaki di Gunung Marapi Sumbar

Sebelum melakukan pendakian Gunung Marapi Sumbar, ada beberapa hal dan persiapan penting yang perlu dilakukan agar kegiatan hiking menjadi lebih aman dan tentunya nyaman. Berikut beberapa langkah yang disarankan:

1. Ketahui Pengetahuan tentang Gunung Marapi. Sebelum berangkat, sebaiknya mempelajari tentang Gunung Marapi. Ini termasuk nama jalur-jalur pendakian, kondisi cuaca, tipe gunung, dan peta area. Cari tahu juga informasi tentang karakteristik dan tingkat kesulitan dari setiap jalur.

2. Persiapkan Peralatan Pendakian. Pastikan sebelum pendakian, kita selalu mempersiapkan peralatan mountaineering yang sesuai untuk dibawa. Mulai dari sepatu gunung yang nyaman, pakaian mendaki yang sesuai dengan kondisi cuaca gunung, tenda, matras, alat masak camping, survival kit, dan perlengkapan lainnya.

3. Kondisi Fisik Sehat dan Bugar. Sebelum mendaki gunung, lakukan pemanasan dan latihan fisik jauh-jauh hari, ya. Gunung Marapi dikenal memiliki medan trekking yang beragam, jadinya kondisi fisik yang sehat dan bugar sangatlah penting. Jika Eigerian memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mendaki. 

4. Cermati Izin dan Urusan Administrasi. Pastikan kita sudah mengantongi izin resmi untuk mendaki Gunung Marapi serta membayar biaya registrasi pada loket pendakian. Periksa kembali apakah ada pembatasan atau peraturan khusus yang perlu dipatuhi oleh pendaki.

5. Siapkan Tim Pendakian. Mendaki bersama teman-teman atau tim pendakian lebih aman dari pada sendirian atau solo. Pastikan kamu mengajak teman-teman yang berpengalaman atau sudah bergabung dengan grup pendakian.

6. Tak Hanya Fisik, Butuh Juga Persiapan Mental. Untuk menghadapi tantangan dan kondisi tak menentu di gunung, persiapkan mental kamu sebaik mungkin. Mendaki gunung memang benar-benar memerlukan ketahanan fisik dan mental yang baik.

7. Jagalah Kebersihan Lingkungan Tetap Asri. Jangan lupa selalu membawa kantong plastik untuk membawa kembali sampahmu. Selalu jaga kebersihan lingkungan dan jangan meninggalkan jejak sampah di gunung. Ingatlah untuk selalu menghormati alam dan mengikuti aturan keselamatan. Jika ini dipatuhi, maka aktivitas pendakian kita menjadi pengalaman yang luar biasa.

Dokumentasi Pendakian Gunung Marapi SumBar

Gn. Marapi SumBar Juli 2016

Pertama kalinya saya mendaki Gunung Marapi SumBar via jalur Pariangan bersama 2 orang senior saya di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) dan 5 orang teman-teman.

Gn. Marapi SumBar Januari 2018

Pendakian Januari 2018 via Pariangan ini saya di ajak oleh senior untuk jadi juru foto dia dan pasangannya karena sebentar lagi mau menikah. Akan tetapi ada beberapa rekan yang malah ikut, saya rasa hanya untuk membantu membawa beberapa peralatan senior saya dan pasangannya… hihihi…

Gn. Marapi SumBar Juli 2019

Pendakian Juli 2019 via Pariangan ini, merupakan pendakian yang berkesan untuk saya, karena diberikan kesempatan untuk mengantarkan Guru saya waktu di MAN beserta keluarganya ke gunung marapi. Pada kesempatan ini saya dibantu oleh senior saya dari Bukit Tinggi yang kebetulan juga membawa rombongan. Akhirnya kami menyatukan rombongan agar lebih mudah dalam monitoring tim satu sama lain.

Gn. Marapi SumBar Februari 2020

Pendakian kali ini merupakan yang pertama bagi saya pergi dari Kota Jambi ke Gunung Marapi SumBar dengan kendaraan roda dua (motor), dan itu sangat melelahkan. Jika bukan karena hajat dari teman saya, saya tidak akan mau. Tapi anehnya alih-alih kapok, justru ini menjadi titik awal saya memulai solo adventure ke gunung-gunung. Saya dan teman saya Fathun Syahid mendaki Marapi via jalur Pariangan.

Gn. Marapi SumBar Juni 2020

Setelah pendakian Marapi bulan Februari 2020, tiba-tiba saya mendapatkan telpon dari Fathun Syahid agar membantunya membawa abangnya (bang Faisal) dari Malaysia yang berkeinginan mendaki Gunung Marapi SumBar juga. Maka tanpa pikir panjang kami pun berangkat lagi, tapi kali ini saya membawa adik kandung saya yang bernama Evri, sebab dia belum pernah ke Gn. Marapi SumBar. Kami mendaki masih di via jalur Pariangan. Dan dari Kota Jambi ke Gn. Marapi SumBar, kami menggunakan kendaraan roda dua (motor).

Gn. Marapi SumBar Desember 2020

Saya kembali mendapat ajakan mendaki Gn. Marapi dari teman-teman di kampus, untuk catatan bahwa setiap ada yang mengajak saya pergi mendaki, saya tidak mengeluarkan biaya sedikitpun, semua biaya perjalanan ditanggung oleh teman yang mengajak. Karena saya memiliki peralatan mendaki lengkap dan mereka juga menyewa beberapa peralatan dari saya. Pendakian kali ini termasuk mewah walaupun kami berangkat  dari Kota Jambi menggunakan motor, tapi seluruh biaya minyak ditanggung oleh pengusaha muda kami yaitu Fery sepupu Jack Ma, begitu kami menjulukinya. Kami mendaki via jalur Batu Palano, karena jalur Pariangan ditutup pasca kejadian kecelakaan yang menimpa pendaki.

Gn. Marapi SumBar November 2021

Kali ini menjadi ekspedisi terakhir saya ke Gunung Marapi SumBar, karena saya sudah mulai bosan. Di sini saya mengantarkan seorang bos muda bernama Mursyid dan seorang temannya. Saya tidak banyak mengambil foto karena saya bertugas jadi juru kamera mereka berdua. Kami mendaki via jalur Batu Palano.